close

Kebiadaban "Petinggi Salafi Indonesia" Muhammad As-Sewed Terhadap Ulama Yaman

Meluruskan Kebiadaban Ustadz Muhammad As-Sewed Terhadap Ulama Yaman


Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Rabbul 'Aalamin, salam dan shalawat atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam beserta keluarga dan para Shahabatnya.

Beberapa waktu yang lalu telah keluar pernyataan dari tujuh ulama Yaman yang berisi tahdzir dan boikot terhadap Hani bin Buraik -hadahullah-. Kemudian tidak lama setelah itu, muncullah seorang ustadz latah dengan slogan "gak kaget"-nya dalam rangka menolak isi pernyataan tujuh ulama Yaman tersebut.

Pada tulisan kali ini, insyaAllah kami akan mengajak para pembaca (khususnya Luqmaniyyun) untuk membuka mata dan melihat sendiri kebiadaban dan standar ganda yang dimiliki oleh ustadz latah ini. Ustadz latah ini bernama Muhammad Umar As-Sewed -hadaahullah-.

Sekarang mari kita telusuri kebiadaban beliau beserta bantahan:

Ustadz Muhammad As-Sewed -hadaahullah- berkata:

1-Gak kaget kami mendengar tahdzir "masyayikh Yaman" terhadap seseorang yang bersikap tegas kepada orang2 yg memiliki penyimpangan. Krn dua tahun lalu kami sdh mendengar ttg mereka. Tepatnya ketika kita bertanya ttg sy Utsman salimi yg akan datang ke Indonesia kpd syaikh Ubaid, beliau menjawab:
ﻣﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﻴﻤﻦ ﻓﻴﻬﻢ ﺿﻌﻒ و ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺗﺤﺘﺎﺝ ﺍﻟﻰ الرجال الاقياء
"masyayikh Yaman" pada mereka ada kelemahan, padahal dakwah ini perlu orang2 yg kuat.

Tanggapan:
1. Yaa Ustadz! Apakah Antum sadar dengan ucapan Antum ini? ataukah Antum sedang mengigau di siang bolong? Kenapa sejak 2 tahun yang lalu Antum tidak bersikap seperti sekarang ini? Kenapa setelah mendengarkan ucapan Asy-Syaikh Ubaid hafidzahullah -sejak 2 tahun lalu- masih saja Antum dan patner Antum Ustadz Luqman Ba'abduh masih saja mengarahkan dan menganjurkan agar cecunguk-cecunguk kalian belajar di Fuyusy? Ada apa denganmu Ustadz? Bahkan antum mengirim anak antum bernama Ibrohim untuk ke markaz Fuyusy? kenapa yaa Ustadz?
Standar ganda? atau hanya sekedar memuaskan hawa nafsu dengan ucapan Antum itu? ittaqillah yaa Ustadz! harusnya antum yang semakin tua menyadari dan kembali berfikir sebelum berfatwa! Karena hizbiyyun tertawa terbahak-bahak melihat sikap antum!
2. Ane pengen bertanya kepada antum wahai Ustadz Muhammad As-Sewed -hadaakallah-:

"Siapakah orang-orang yang kuat di Yaman sehingga Salafiyyun menjadikan mereka rujukan wahai Ustadz?, sudahkah Asy-Syaikh Ubaid -hafidzahullah menjawab pertanyaan Asy-Syaikh Abdul Aziz Al-Buro'iy -hafidzahullah-?"
Dengarkan di sini:
http://m.youtube.com/watch?v=ayqQ-wy9eFE
Kami menunggu jawaban anda wahai Ustadz!

3. Apakah Ustadz Muhammad As-Sewed lupa dengan hadits ini?:
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً وَأَلْيَنُ قُلُوبًا الإِيمَانُ يَمَانٍ (وَالْفِقْهُ يَمَانٍ) وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ
“Telah datang kepada kalian orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hatinya dan paling halus jiwanya. Iman itu Yaman, (fiqh ‘pemahaman agama yang baik’ itu Yaman) dan hikmah itu Yaman.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, yang ada dalam kurung adalah tambahan dari lafaz yang lain dalam Ash-Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Dalam lafaz Muslim,
جَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً الإِيمَانُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ
“Telah datang orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hati. Iman itu Yaman, fiqh (pemahaman agama) itu Yaman dan hikmah itu Yaman.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
وهذا إشارة منه إلى أبي موسى الأشعري، ومن كان على طريقهِ من عُلَماء أهلِ اليمن، ثمَّ إلى مثل أبي مسلم الخولاني، وأويس القَرَنيِّ، وطاووس، ووهب بن منبه، وغيرهم من عُلماء أهل اليمن، وكلُّ هؤلاء مِنَ العلماء الربانيين الخائفين لله، فكلهم علماءُ بالله يخشونه ويخافونه، وبعضُهم أوسعُ علماً بأحكام الله وشرائع دينه من بعض، ولم يكن تميُّزهم عن الناس بكثرة قيلٍ وقالٍ، ولا بحثٍ ولا جدالٍ.
“Hadits ini adalah isyarat dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kepada Abu Musa Al-‘Asy’ari (yang berasal dari Yaman) dan para ulama Yaman yang mengikuti jalan beliau, kemudian isyarat kepada para ulama seperti Abu Muslim Al-Khaulani, Uwais Al-Qorni, Thawus, Wahb bin Munabbih dan para ulama Yaman lainnya, mereka semua termasuk ulama Rabbani (yang selalu mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan sunnah) yang takut kepada Allah, karena mereka semua adalah orang-orang yang berilmu tentang Allah, yang memiliki khasyah kepada-Nya (takut karena mengetahui kebesaran Allah) dan khauf kepada-Nya (takut karena mengetahui kelemahan diri di hadapan Allah), dan sebagian mereka lebih luas ilmu tentang hukum-hukum Allah dan syari’at-syari’at agama-Nya dari sebagian yang lain, dan bukanlah mereka lebih istimewa dari para ulama yang lainnya karena banyak desas desus, meluaskan pembahasan dan perdebatan.” [Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam, 1/250]

Ustadz Muhammad As-Sewed -hadaahulloh- kembali melanjutkan:

2-Kami gak kaget mendengar "masyayikh yaman" mentahdzir seorang yg menjadi sebab terbongkarnya penyimpangan Abul Hasan, Yahya al Hajury, dan kemudian Muhammad al Imam oleh masyayikh kibar. Krn mereka justru orang2 yg berupaya memgecilkan atau menutup-nutupinya.

Tanggapan:
1. Bawakan bukti antum yaa Ustadz! Kalau Hani Buraik adalah sebab terbongkarnya penyimpangan Abul Hasan, dan Yahya Al-Hajury! Kami sudah bosan dengan omong kosong antum yang tidak berdasarkan bukti!
2. Antum menuduh masyayikh Yaman mengecilkan atau menutup-nutupi penyimpangan Abul Hasan dan Al-Hajury?
ittaqillah yaa ustadz!
Para ulama di Yaman lebih mengenal dan memahami bagaimana menghadapi fitnah dan cara mengatasinya, tidak seperti Antum dan teman antum Ustadz Luqman Ba'abduh yang suka tergesa-gesa menyikapi fitnah, bahkan kalian tidak segan-segan memaksa Asatidzah yang tidak sependapat dengan kalian untuk mengikuti pendapat kalian!
Ini sedikit link sebagai bukti bahwa para ulama kibar di Yaman membantah Abul Hasan dan Al-Hajury, semoga antum segera bertaubat dari kekenyangan antum memakan daging beracun atau semoga Allah membalasmu sesuai dengan perbuatan antum yang tercela itu, Ane sengaja bawakan link dari website fitnah kalian sendiri agar lebih nampak dan lebih jelas bahwa kalian bagaikan orang yang menjilat kembali ludah dan muntah sendiri:
http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2012/12/27/yahya-al-hajuri-mubtadi/
http://miratsul-anbiya.net/2010/06/03/818/
Cukup dua link di atas, untuk menyegarkan kembali akal antum yang sepertinya sudah mulai pikun wahai Ustadz.

Ustadz Muhammad As-Sewed -hadaahulloh- kembali melanjutkan:

3-Kami gak kaget dengan tahdzir "masyayikh Yaman" terhadap seorang yg membawa fatwa jihad dari para ulama kibar, krn mereka justru yg menolak dan menentang fatwa jihad dan nasihat para ulama kibar.

Bantahan:
Wahai Ustadz, tahukah engkau siapa ulama Kibar di Yaman? ataukah antum pura-pura lupa? atau mungkin antum sudah mulai pikun? Bukankah antum dan teman antum Ustadz Luqman Ba'abduh menganggap Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi -hafidzahulloh- sebagai ulama kibar di Yaman?
http://olamayemen.wordpress.com/
Bukankah kalian mensifati Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobiy sebagai "Al-'Allamah"???
http://miratsul-anbiya.net/2009/03/04/apa-yang-terjadi-di-yaman-siapakah-syaikh-yahya-al-hajuri/
Kenapa begitu cerobohnya engkau wahai Ustadz sehingga dengan vangganya dirimu menjatuhkan kedudukan ualam Yaman? Jihad apa yang dikumandangkan oleh Hani Buraik? kenapa sampai detik ini Hani Buroik belum berangkat melawan Hutsiyyun?
Para Ulama di Yaman tidak menolak nasehat ulama sebagaimana tuduhan keji antum wahai Ustadz, akan tetapi mereka lebih mengerti kondisi Yaman dibandingkan antum! bahkan dibandingkan Hani Buroik yang berdomisili di Arab Saudi!
Di sisi lain, Hutsiyyun belum sampai menyerang ke Aden, memang jihad jenis apa yang diserukan oleh Hani Buroik?
Apakah Ulama Kibar di Yaman tidak memiliki hak untuk berijtihad sehingga harus manut-manut dengan fatwa yang dibawa oleh Hani Buroik? (coba baca kembali kitab Ushul Fiqihnya Ustad, barangkali antum sudah lupa atau bahkan belum pernah belajar perincian tentang fatwa dan ijtihad)
Kami jadi teringat dengan fatwa jihad Ambon, siapa saja yang tidak berangkat maka disikapi sebagai penggembos jihad, padahal di waktu itu ada juga alim yang melarang untuk berjihad? Apakah antum ingin mengulang sejarah wahai Ustadz?
Kami tantang antum dan Luqman Ba'abduh untuk mendatangkan dalil yang sharih dari Al-Qur'an dan As-Sunnah tentang wajibnya dan tidak boleh tidak untuk mengikuti fatwa!

Ustadz Muhammad As-Sewed -hadaahulloh- kembali melanjutkan:

4-Kami gak kaget dengan tahdzir "masyayikh yaman" terhadap Masyayikh Yaman yg berjalan bersama para ulama kibar. Krn mereka tdk sejalan dgn ulama kibar.

Bantahan:
Apakah antum berjalan bersama ulama kibar wahai Ustadz?
Ulama kibar yang antum maksud belum berbicara dan belum menanggapi surat pernyataan tahdzir tujuh ulama Yaman atas Hani Buroik, kenapa Anda yang mulai berbicara?
Bukankah sikap antum ini adalah bentuk mendahului ulama kibar wahai ustadz?
Bukankah teman antum Luqman Ba'abduh cs selalu menggonggong agar tidak mendahului ulama?
'Ala kulli haal, kami bersyukur kepada Allah kemudian berterima-kasih kepada antum wahai Ustadz, karena dengan perbuatan antum ini, semakin jelas dan terang bahwa antum adalah penganut Manhaj Syandar Ganda yang sejati.

Ustadz Muhammad As-Sewed -hadaahulloh- kembali melanjutkan:

5-Justru yg mengagetkan kami adalah mereka tdk pernah setegas dan sekompak itu kepada Yahya al Hajuri, Abul Hasan, Ali Hasan, bahkan kepada syiah Rafidhah hutsiyun.

Bantahan:
Wajar kalau Antum kaget dan kecewa berat, karena Hani Buraik sejalan dengan hawa nafsu kalian. Kalau dia telah ditahdzir, bererti kalian tidak bisa lagi bebas melampiaskan hawa nafsu kalian.
Tapi lucunya, kenapa pada point ini antum menjadi kaget dan cengeng seperti itu wahai Ustadz? Padahal sebelumnya antum mengatakan gak kaget?
Salafiyyun juga bisa mengatakan
"Bukankah kalian juga sangat antusias menyerang dai-dai Ahlussunnah? Kita ambil contoh kasus Al-Ustadz Dzulqornain atau Al-Ustadz Farhan Aceh dan Asatidzah yang lain, padahal kalian (Luqman Ba'absuh cs) ga pernah setegas dan sekompak itu memerangi Ahlul Bid'ah dari kalangan Liberal, Shufiyyah atau Syi'ah"

Wajar kalau para ulama kibar di Yaman mengambil langkah preventif dengan mentahdzir Hani Buroik, karena perbuatannya akan mengundang fitnah yang sangat besar,
selain mudhorot terhadap markaz dan dakwah Salafiyyah di Yaman, juga peperangan, pertumpahan darah dan perlawanan terhadap pemerintah Yaman yang mulai didominasi sekte Hutsiyun.

Bukan bererti Salafiyyun di Yaman beserta ulamanya adalah manusi pengecut, akan tetapi para ulama kibar Yaman itu memiliki sikap hikmah dan lebih mengerti kekacauan kondisi dan pergolakan politik di negeri mereka.
Semoga Allah merahmati An-Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan tentang hikmah Ahli Yaman:

أَنَّ الْحِكْمَةَ عِبَارَةٌ عَنِ الْعِلْمِ الْمُتَّصِفِ بِالْأَحْكَامِ الْمُشْتَمِلِ عَلَى الْمَعْرِفَةِ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْمَصْحُوبِ بِنَفَاذِ الْبَصِيرَةِ وَتَهْذِيبِ النَّفْسِ وَتَحْقِيقِ الْحَقِّ وَالْعَمَلِ بِهِ وَالصَّدِّ عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى وَالْبَاطِلِ
“Hikmah adalah sebuah kata yang mengibaratkan tentang ilmu yang bersifat mencakup pengenalan terhadap Allah tabaraka wa ta’ala yang disertai dengan kekuatan bashiroh (ilmu yang diyakini berdasarkan dalil yang shahih dan pemahaman yang benar), pembersihan jiwa, penegakkan serta pengamalan terhadap kebenaran, tidak mengikuti hawa nafsu dan kebatilan.” [Syarhu Muslim, 2/33]

Ustadz Muhammad As-Sewed -hadaahulloh- kembali melanjutkan:

6-Alhamdulillah, banyak masyayikh dan mustafidin yg seangkatan dgn mereka, setingkat mereka atau diatas mereka. Namun tidak menonjol krn mereka tdk memposisikan diri mereka sebagai ulama, tetapi sebagai murid2 para ulama kibar. Berjalan bersama ulama, mengikuti nasihat ulama dan terus duduk bersama ulama.
Nasalullahassalamah wal afiyah. Wa nasalullahal hidayah lana wa lahum wa lijamie'il muslimin ilat tauhid was sunnah.

Bantahan:
Wahai Ustadz, apakah antum sudah lupa dengan wasiat Muhadditsul Yaman Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah? bukankah dalam deretan tujuh ulama Yaman yang mentahdzir Hani Buroik itu adalah orang-orang yang direkomendasi oleh Asy-Syaikh Muqbil -rahimahullah-? Bukankah Asy-Syaikh Muqbil -rahimahullah- mewasiatkan agar menhembalikan permasalahan dakwah di Yaman kepada murid-murod senior beliau itu?
Apakah Ustadz Muhammad As-Sewed memiliki bukti nyata yang menunjukkan bahwa tujuh ulama kibar Yaman yang mentahdzir Hani Buroik itu telah memposisikan diri sebagai ulama?
Betapa lancang dan biadabnya dirimu wahai Ustadz Muhammad As-Sewed, apakah antum tidak punya rasa malu? lupakah antum dengan nasehat para ulama salaf berikut ini?:

Berkata Qutaibah bin Said -rahimahullah-;
إذا رأيت الرجل يحب أهل الحديث فإنه على السنة
"Jika engkau melihat seseorang mencintai ahlul hadits maka sungguh dia berada diatas sunnah". (Syarfu Ashabil hadits (143)

Berkata Abu Utsman Ash Shabuny -rahimahullah-;
"Salah satu tanda ahlus sunnah adalah kecintaan mereka terhadap imam-imam sunnah dan para ulama'nya serta penolong-penolongnya".

Berkata Abu Hatim Ar Razy -rahimahullah-;
علامة أهل البدع الوقيعة في أهل الأثر
"Tanda ahlul bid'ah adalah mencela para ulama'"
Allaalika_iy (1/179)

Wahai Ustadz Muhammad As-Sewed, datangkanlah bukti-buktimu jika antum adalah termasuk orang-orang yang jujur!,jika seandainya antum berlapang dada meminjamkan kepada kami istilah antum itu, maka kami juga akan mengatakan kepada antum wahai Ustadz:

"bukankah kalian sendiri telah mempoposikan diri sebagai ustadz kibar di Republik Indonesia?"

Kalian sering menggonggongkan Slogan "ulama kibar", dalam kasus ini (setahu Ane) hanya fatwa Asy-Syaikh Robi hafidzahullah yang dibawa oleh Hani Buraik (walaupun Ane ada kabar bahwa Asy-Syaikh Uabid hafidzahullah juga menfatwakan demikian), jika kita kembali kepada pelajaran bahasa Arab, kata "ulama" itu adalah bentuk plural alias jamak, sedangkan yang berfatwa hanya satu orang alim alias mufrod yaitu Asy-Syaikh Robi hafidzahullah atau dua orang. Apakah bentuk mufrod atau mutsanna itu sama dengan bentuk jamak wahai Ustadz??? Antum tidak mengerti bahasa Arab ataukah antum sedang berbicara pakai hawa nafsu?

Sungguh teganya dirimu menjatuhkan dan merendahkan ulama Yaman tersebut,Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

ليس منا من لم يرحم صغيرنا ويعرف شرف كبيرنا
"Bukanlah dari kami seseorang yang tidak menyayangi anak-anak kami serta tidak mengetahui kedudukan orang tua kami." (HR. At Tirmidzi)
Dan didalam riwayat Al Hakim (1/122) dengan tambahan;
ويعرف لعالمنا
"Dan mengenal para ulama kami".

Tujuh orang alim yang mentahdzir masuk dalam kategori jamak dan pantas disebut "ulama", sedangkan antum wahai Ustadz telah menjatuhkan dan meremehkan ulama tersebut.

Bukankah antum sendiri wahai Ustadz Muhammad As-Sewed pernah berkata:
" Hidupnya budaya kritik ilmiah akan memperlihatkan siapa yang benar-benar berdiri sebagai Ahlussunnah dan siapa yang hanya ikut-ikutan. Bagi mereka yang menolak kritik dan tidak mau rujuk pada kebenaran, maka mereka adalah pengikut hawa nafsu atau ahlul ahwa. Bagi Ahlus Sunnah, teguran dan kritik akan segera membawanya kembali kepada Al Haq. Sedangkan pengikut hawa nafsu, mereka akan menentang ilmu dan nasehat ulama dengan berbagai alasan. Mereka berani menarik-narik makna ayat dan hadits agar mencocoki hawa nafsu, bahkan berani mencela para ulama agar ditolak fatwanya."
(lihat kembali tulisan antum di: http://salafycirebon.com/ruju-kepada-kebenaran-adalah-ciri-ahlus-sunnah.htm)

Wahai Ustadz, kenapa sekarang antum berani mencela para ulama agar ditolak fatwa mereka???

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ“
Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)

,أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44)

Semoga Allah mengembalikan Ustadz Muhammad As-Sewed ke jalan yang benar dan berani menyuarakan kebenaran walaupun harus menyelisihi keinginan dan hawa nafsu Luqman Ba'abduh -hqdaahumallahu-

wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in wa man tabi'ahum ilaa yaumid diin.

Abu Abdillah Tedo Hartono,
MM, MAS-PMH
14 Desember 2014

Copas

0 Response to "Kebiadaban "Petinggi Salafi Indonesia" Muhammad As-Sewed Terhadap Ulama Yaman"

Post a Comment

Powered by Blogger.